Membaca buku tentang kehebatan pendidikan Islam membuat kita terhenyak. Buku tersebut mampu membuat kita merenung dan berusaha mencari hikmah dari setiap catatan sejarah yang dituliskan. Masyaa Allaah…. Betapa bertambah kagum kita dengan Islam dan Rasulullah sang suri tauladan. Dimasa yang teramat sulit, di zaman yang penuh kegelapan dan kebodohan, Rasulullah dengan bimbingan Allaah jua mampu menghadirkan remaja-remaja hebat yang mampu menaklukkan dunia, dan menjadikan Islam berjaya dengan sumber daya manusia yang hebat di dalamnya. Sebut saja Zubair bin Awwam, beliau adalah salah seorang sahabat yang dijamin masuk surga walaupun ia belum meninggal dunia. Dialah teman diskusi Rasulullah saw, anggota pasukan berkuda Islam, tentara yang pemberani, juga pemimpin dakwah Islam di zamannya. Dan yang sangat mencengangkan berapa umurnya saat itu ? 15 tahun !!Subhanallaah…….
Bahkan ada seorang Zaid Bin Tsabit yang pada saat itu masih berusia 13 tahun, terkenal dengan postur tubuhnya yang kecil namun sangat termasyhur karena ia berani dengan penuh keyakinan membela agamanya, mengusung pedangnya, sebuah pedang yang lebih panjang dari tinggi badannya. Berangkat dan bergabung dengan tentara muslim untuk melaksanakan perang fiisabillillaah. Beliau penghafal Qur’an, penulis wahyu dan surat-surat Rasulullah SAW, beliau mampu menunjukkan kematangan karakter dan konsep diri yang tinggi di usianya yang belum baligh.
Pantaslah jika hampir sebagian isi Al-Qur’an memuat tentang kisah, dan yang paling mendominasi dari kisah tersebut adalah kisah para remaja. Karena remaja, adalah ujung tombak keberhasilan sebuah zaman. Karena remaja adalah tokoh perubah peradaban.
Mungkinkah kita mampu menghadirkan kembali remaja-remaja yang telah tersebut kan dalam setiap urutan kisah dalam Al-Qur’an?. Mampukah kita memunculkan mereka kembali kepermukaan dan menaklukkan zaman?. kita bisa dan kita mampu.
Maka… kumpulkanlah para remaja, kembalikan mereka kepada ketauhidan, ajarkan mereka tentang Tahapan Cinta, dekap mereka dalam rangkulan sayap malaikat yang bernama orang tua dan guru. Agar mereka memiliki konsep diri yang kuat seperti sahabat Zaid bin Tsabit, memiliki kecintaan belajar yang tinggi seperti Ali bin Abi Thalib, dan memiliki keseimbangan akal dan rasa seperti Thalhah.
Desain Kurikulum Berbasis Fitrah untuk mengembalikan mereka kepada fitrahnya. Karena syurga dan neraka itu sungguh nyata adanya…. Dan kuncinya hanya bisa kita raih melalui tangan-tangan lembut buah hati kita. SAVE OUR TEENS WITH QUR’AN DAN SUNNAH.
# OPEN DAY SMPIT AL-LAUZAH#
1 OKTOBER 2016